Bongkar Dapur: Batik Medan Mampu Bertahan di Pasar Nasional
bongkar dapur batik medan mampu bertahan di pasar nasional
Medan, MISTAR.ID
Halo sahabat mistar tv balik lagi nih dalam program bongkar dapur. Kali ini kita akan mengulik batik etnik asal Medan.
Meski batik bukanlah merupakan budaya orang Melayu dan Batak, namun dari beberapa tahun silam hingga saat ini batik terus dikembangkan di Kota Medan, Sumatera Utara. Motif Batik yang mengacu pada multi etnik dan suku budaya yang ada di Sumut, membuat karya pengrajin batik di Gang Musyawarah, Jalan Padang, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung masuk ke pasar nasional dan Internasional.
Pengrajin yang dikenal dengan batik motif Medan ini berinovasi dengan merangkul kaum milenial untuk lebih mencintai produk lokal dan memperbaiki roda perekonomian.
Tonton juga: Bongkar Dapur: Menelisik Museum Perjuangan TNI Medan
Jika selama ini masyarakat Indonesia mengenal batik identik dengan suku Jawa, namun ternyata batik tidak hanya milik orang Jawa saja. Kota Medan yang merupakan salah satu kota dengan keberagaman suku dan budaya tertinggi ternyata juga memiliki batik etnik.
Batik yang disajikan oleh pengrajin di Medan ini merupakan batik yang terinspirasi dari kebudayaan yang ada di Sumut seperti Tapanuli Utara, Toba, Mandailing, Karo, Simalungun, Pakpak Bharat, Dairi, dan Tapanuli Tengah.
Selain itu, batik motif Medan ini juga dipadukan dengan motif ulos dari beragam etnik di Sumut. Perbedaan antara batik asal pulau Jawa dengan batik Medan yaitu terletak pada motifnya. Dimana motif Jawa umumnya lebih mengedepankan motif alam seperti hewan, bunga dan lainnya. Sedangkan motif batik Medan lebih cenderung ke motif etnik di Sumut seperti motif ulos.
Tonton juga: Bongkar Dapur: Pelataran Difabel, Cafe Disabilitas Pertama di Kota Medan
Proses pembuatan batik etnik sendiri tidak jauh berbeda dengan batik asal Pulau Jawa. Pertama kain polos diberi motif dengan menggunakan pensil. Kemudian di Chanting mengikuti pola gambar yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk batik tulis ini sendiri memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Dimana proses tulisnya akan memakan waktu hingga satu minggu. (wahyudi/hm21).
PREVIOUS ARTICLE
Timnas Indonesia Lawan Irak di Piala Asia 2023 Besok, Shin Tae-yong: Janji Tak Babak Belur LagiNEXT ARTICLE
Geger, Mayat Wanita Ditemukan di Parit Sunggal